What You've Learned So Far?
Halo. Selamat datang di tahun keempat perkuliahan. What you’ve learned so far?
Hai, aku nulis lagi. Kalo dilihat
pattern dari post-post ku sebelumnya, kayaknya aku Cuma sanggup nulis 2 bulan
sekali. Ini juga karena baru liat posting blog nya Shindy jadi terinspirasi
buat nulis juga. Mau ngobrol apa hari ini?
Sebagai latar belakang, November
2017 merupakan semester ke-tujuh perkuliahanku di Teknologi Informasi UGM. Wah,
ternyata aku sudah punya 3 angkatan dibawahku! Setiap ngeliat anak angkatan 17
aku merasa tuwir (re: tua) banget. Tapi gapapa, namanya juga umur ga mungkin
muda terus yak.
Pada semester-semester awal aku
selalu memadatkan SKS ku sambil bilang ke diri sendiri : “ gapapa sekarang
dipenuh-penuhin, biar ntar pas tahun akhir bisa nyantai. “. Begitu pula dengan
agenda-agenda yang menyita waktu seperti Kerja Praktik dan KKN aku usahakan
untuk selesai sebelum atau pas sesuai bagaimana seharusnya. And there it is! Inilah
hasil dari biji yang ku semai : Aku. Gabut. Banget.
Tim KP di PT. Dua Empat Tujuh, Januari silam.
Dengan hanya 15 SKS yang alokasinya untuk printilan-printilan skripsi dan 3 mata kuliah, aku super gabut. Tiga mata kuliah itu hanya kujalankan di hari Kamis dan Jum’at. Aku libur 5 hari tiap minggu gaes. Itu libur atau jadwal fitness? Awalnya pengen ngisi waktu kosong itu dengan ikutan magang kemana gitu, ujung-ujungnya gagal karena ga nemu yang pas dari segi waktu dan perasaan. Pada akhirnya, ya begitulah. It’s just me, myself, and how I manage my time.
Satu-dua bulan pertama, memang
terasa begitu gabut. Pasca KKN, masih sedikit jetlag-jetlag gimana gitu sama
peradaban. Alhamdulillah udah ngga harus mandi sama eek ikan lagi. Mulai kembali
menata hidup di kota pelajar. Tidak terlalu banyak hal yang terjadi di dua
bulan pertama ini. Dan ini kita mulai masuk ke inti cerita.
Oktober merupakan titik balik
kegabutanku dimana pada akhirnya status gabutku berubah 180 derajat. Ini semua
karena keikutsertaanku di kepanitiaan Pelatihan Pemimpin Bangsa (PPB) #11 yang
diadakan tanggal 22-28 Oktober. Semenjak Oktober, aku merasa semester 7 ini
merupakan semester yang membuatku belajar beragam hal. Tidak banyak, tapi
beragam.
1. Belajar ikhlas
Terimakasih PPB #11 yang menjadi acara yang menggila untuk disusun. Awalnya berniat jadi panitia karena rasa solidaritas alumni PPB, berujung dengan "ngapain to aku ikut-ikut ginian." Mana sebagai koor konsumsi yang harus mengoordinir konsumsi untuk 100 peserta, puluhan panitia dan puluhan pembicara dari 3 katering/penyedia makan yang berbeda, aku harus menyelesaikannya (hampir) seorang diri karena 3/4 staff ku ilang. Gila, gila, gila. Acara yang berjalan selama 7 hari itu berhasil kulewati dengan collapse di awal, tabah di akhir. Yang awalnya emosi banget, terutama dibagian staff ku yang menghilang, berujung dengan percaya bahwa Allah yang bisa membalas semua. Biarlah pertanggung jawaban di akhirat yang menjawab, karena kapasitasku ternyata kurang cukup untuk memendam emosi dan rasa lelah sekaligus. Mending lelahnya aja, tapi seneng. Ya kan?
1. Belajar ikhlas
Terimakasih PPB #11 yang menjadi acara yang menggila untuk disusun. Awalnya berniat jadi panitia karena rasa solidaritas alumni PPB, berujung dengan "ngapain to aku ikut-ikut ginian." Mana sebagai koor konsumsi yang harus mengoordinir konsumsi untuk 100 peserta, puluhan panitia dan puluhan pembicara dari 3 katering/penyedia makan yang berbeda, aku harus menyelesaikannya (hampir) seorang diri karena 3/4 staff ku ilang. Gila, gila, gila. Acara yang berjalan selama 7 hari itu berhasil kulewati dengan collapse di awal, tabah di akhir. Yang awalnya emosi banget, terutama dibagian staff ku yang menghilang, berujung dengan percaya bahwa Allah yang bisa membalas semua. Biarlah pertanggung jawaban di akhirat yang menjawab, karena kapasitasku ternyata kurang cukup untuk memendam emosi dan rasa lelah sekaligus. Mending lelahnya aja, tapi seneng. Ya kan?
2. Belajar berkebun
Sebenernya dari awal aku udah tertarik buat nanam-nanam sesuatu, tapi
engga tahu apa. Berapa kali ngerawat sukulen tapi selalu mati. Akhirnya aku
nemu penjual bibit buat bercocok tanam di kost. Yaudah, aku coba beli bibit
selada. Alhamdulillah, seladanya bisa tumbuh dengan baik dan sehat di teras kos
ku. Rasanya seneng banget bisa berkebun kecil-kecilan gini. Menurutku, aku
perlu interaksi dengan makhluk hidup selain manusia untuk menjaga kewarasanku. Ngeliat
mereka tumbuh karena dirawat dengan penuh kasih sayang, trus bisa aku panen
buat bikin sandwich, ah seneng banget!! Walaupun di awal sempet salah cara nanemnya
karena baru pertama kali. Tapi gapapa. Namanya juga belajar.
My babies <3
3. Belajar
Islam
Ini nih belajar yang paling susah menurutku. Nangis darah dibikinnya. Bukannya
apa-apa, tapi untuk sadar bahwa ‘selama-ini-aku-salah’ itu mematikan. Salah
dalam ibadah, aqidah, dll. Mental kita dibanting-banting disitu. Belum lagi di
umur 20 ini aku baru memulai semuanya. Mulai ikut kajian, mulai menghapal
surah, mulai tahsin, dll. Udah terlambat banget sebenernya. Di forum-forum yang
ku ikuti pasti isinya angkatan 2016-2017 semua (sebagian besar sarana belajarku
di kampus saja). Kajian suka kelewat, mau ngehapal tapi ga hapal-hapal, tahsin
salah-salah mulu. Tapi, tenang aja. Walaupun tekanan batinnya lumayan, tapi
karena yakin ganjarannya bakal gede banget, aku jadi seneng ngejalaninnya. Sekarang
kerasa banget kalo Allah itu ada sama kita. Kalo udah berapa hari ngga
nyempetin belajar Islam, pasti ntar kangen. Trus rasanya kayak udah banyak aja
setan yang hinggap di hati :( Bismillahirrahmaanirrahiim ya..semoga kita semua
bisa istiqomah. Aamiin.
Wahahaha, ini maksudnya apaan yak?
Ya..terkait dengan
beberapa masalah yang terjadi di serangkaian agenda Pemilu FT UGM. Keterlibatanku
dan Komisi yang kubawahi (Peradilan dan
Perundang-undangan) sebenernya cukup signifikan. Memang agenda Pemilu ada di
bawah komisiku di MPM FT UGM. Gugatan-gugatan muncul, menorehkan sejarah untuk “Sidang
Acara” pertama bagi KMFT, tentu saja deep inside my heart aku merasa bersalah
dan punya tanggung jawab moral atas semua yang terjadi. Tanpa menjelaskan
banyak hal, kalau kalian yang baca merupakan masyarakat Teknik, aku minta maaf
yah atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan lembagaku maupun komponen lain yang
kami bentuk. Membaca postingan-postingan ‘miring’ bikin aku ngerasa kayak jadi komponen
pemerintah beneran. Hahahaha. Mungkin kayak gini ya rasanya, kita bolak balik
mondar mandir mikirin “rakyat” tapi tetep ada celah untuk dihujat. Namanya juga
anak teknik belajar politik, tak lepas dari segala kecacatan karena kurangnya
jam terbang. Jadi pelajaran juga buat temen-temen yang lain untuk husnudzan
dengan kinerja “pelayan” masyarakat. Memang banyak yang nyeleweng sih, tapi
belum tentu semuanya buruk kan? ^^
Engga engga.sebulan lagi demisioner kok :"
5. Belajar menangani diri sendiri.
Setelah beberapa bulan lalu di-state sebagai pribadi
yang memiliki panic disorder, aku terpaksa banyak belajar untuk menangani
diriku sendiri terutama kalo lagi serangan. Susah bianget sih, tapi alhamdulillah
minggu lalu baru ke psikolog lagi dan dapet pencerahan serta terapi yang lebih
mumpuni dan mahal huhu. Banyak cerita sih tentang ini. Udah banyak draft post
blog nya juga tapi sampai saat ini I dont have enough courage untuk cerita
secara eksplisit. Kapan-kapan ketemu lagi bisa ngobrol-ngobrol. Jangan lupa,
diri yang sehat adalah yang sehat fisik dan sehat mental~
Intinya, semua adalah proses
belajar. Kita akan melakukan banyak kegagalan dan kesalahan, but we’re making
progress. Kita belajar. And we’re blooming. Jadi, jangan takut memulai. Jangan
mudah selesai.
Semester 7 cuma ambil tiga mata
kuliah? Belajarnya tetep harus banyak. Have a nice day, folks!
Comments
Post a Comment
jangan lupa kasi komen yaa kakaaaa :3