Is it okay if I don't code?

 



Email diatas merupakan pemberitahuan kegagalanku yang ke-sekian kalinya terkait aplikasiku ke beasiswa/internship.  Gagal maning..gagal maning..

Alhamdulillaah aku tidak terlalu kecewa untuk yang kali ini, mungkin karena selama ini nggak pernah berhasil ya aku juga jadinya tidak terlalu berharap. Postingan ini juga bukanlah suatu bentuk kekecewaan. Aku tidak akan mengutuk siapapun di tulisan ini. Juga tidak akan memberi jawaban untuk judul diatas. Sebuah dilema banyak orang yang menggeluti dunia IT :

Gapapa ngga sih, kalo ngga bisa ngoding? (re : memrogram aplikasi)

Pertanyaan ini sebenarnya jebakan dimana orang-orang yang menjawabnya pasti juga tidak terlalu yakin dengan jawaban itu. Dibilang nggak apa-apa ya ngga apa sih...tapi..

Ya. Kurang lebih seperti itu. Mungkin aku coba jelaskan kenapa aku tidak "ngoding", sebuah alasan yang mungkin menjadi kambing hitam semua orang yang ngga mau belajar ngoding.

Simply, karena aku nggak suka.

Terlalu naif kalau aku bilang "nggak bisa". Bisa. Pasti bisa. Juga aku engga bisa bilang kalau aku tidak menghasilkan apapun selama di perkuliahan ini. Ketika di semester-semester tengah (antara sem 3 atau 4) aku pernah sangat bertekad untuk belajar ngoding dengan serius. Seperti yang kita pasti bisa duga, ternyata aku tidak bisa seserius itu. Mau coba ikut-ikutan proyekan, pasti berujung dengan ketidak jelasan atau tertikung pihak lain yang lebih mumpuni. Masuk langsung ke tim pengembang, juga tidak memberiku motivasi untuk belajar lebih mendalam. Ngoding buat tugas, web, mobile app, tidak ada yang membuatku terkesan. Coba ikut lomba pun : " kok aku ngga menikmati ya? "

Kenapa aku nggak suka ngoding? Mungkin ada beberapa alasan. Yang pertama adalah belum menemukan serunya. Orang-orang bisa dengan sangat seru dari pagi sampai pagi lagi buat ngoding, sayangnya itu kayaknya mustahil bagiku. Seperti narasi sebelumnya, aku ngga menikmati proses belajar ngoding. Padahal, kalau teman-teman baca dari post blogku, aku suka sekali menulis tentang proses belajar. Ya, karena aku adalah pembelajar yang penuh semangat. Tapi sialnya, apa yang esensial seperti ngoding ini malah aku tidak bisa menikmatinya.

Alasan kedua adalah aku rasa bukan ini jalan yang aku pilih untuk memberi impact untuk orang sekitarku. Jujur saja, aku tidak mau menyuguhi masyarakat dengan app, app, dan app pembantu hidup mereka. Aku senang dan terus mengusahakan untuk mengedukasi orang-orang awam terkait teknologi. Tapi bagiku menyuguhi suatu alat bukanlah solusi. Ketika aku menganalisis, jika memang solusinya bukan IT, aku dengan lapang dada untuk tidak memaksakan ide aplikasi apapun untuk bertahan. Aku senang berada di bidang keilmuan IT karena aku kagum bahwa teknologi dapat membantu apapun dimuka bumi ini. Aku senang berada di jurusan IT karena aku jadi punya kemampuan lebih untuk mengkaji sendiri suatu teknologi : apakah ini lebih banyak manfaatnya atau mudharatnya? Aku ingin orang-orang tahu dan sadar betul hal tersebut sampai akhirnya mereka memutuskan untuk "ya, permudahlah hidupku, teknologi.". Singkat cerita, aku percaya bahwa teknologi dapat membantu apapun dimuka bumi ini, namun syarat dan ketentuan berlaku. Entah itu masalah waktu, kesiapan, dll.

Sebenarnya ada banyak alasan lain. Namun alasan tadi yang sepertinya membuat aku tidak membiasakan diri untuk memberi impact ke orang lain melalui teknologi. Bahkan untuk blog ini, sampai saat ini aku belum tergerak untuk mengimplementasikan ilmu 'ngoding' ke blog ini karena aku merasa bahwa "ketika sampai di laman blog, aku mau nulis. Jangan ganggu gugat." Aku memilih untuk memberi impact ke lingkunganku dengan cara terjun ke bidang-bidang keilmuan lain dan menyerap wawasan dari sana. Berinteraksi dengan masyarakat.  Bersosialisasi dalam rangka mengetahui apa yang ada di otak-otak diluar kepalaku. Apakah teknologi bisa membantu mereka, jika tidak maka penyelesaian apa yang bisa dilakukan saat ini?

Kurang lebih seperti itu.

Pada akhirnya, aku memang sadar bahwa apa yang aku suka dari dunia IT bukanlah kemampuanku untuk membuat suatu aplikasi yang bermanfaat. Yang aku senangi dari latar belakangku itu adalah kemampuan menganalisanya. Dan aku sangat senang bisa menganalisa dari berbagai perspektif, seminimal-minimalnya perspektif user dan developer. Belum lagi jika ku analisis dari sisi ekonomi, politik, psikologi, dll. Terkagum-kagum dengan pola yang dimunculkan dari data. Senang. Senang sekali.

Tapi bukan ngoding.

Beberapa kakak tingkat banyak yang akhirnya sukses dengan 'tidak ngoding'. Tapi sayangnya, sejauh mata memandang, mereka memang gemilang di bidang lain. Lha aku? Everything is just so so. Walaupun aku adalah pribadi yang ambisius, namun untuk pekerjaanku di masa mendatang masih kubiarkan menjadi sebuah misteri. Melihat nasibku yang ketolak mulu gara-gara technical skill nya ngga mumpuni, aku jadi tidak bisa menjawab pertanyaan yang tertulis di judul tulisan ini. Mungkin harus memang hidup dengan paradigma ini :

" anak Teknologi Informasi ya? Berarti jago bikin-bikin aplikasi itu dong? "




P.S: this always reminds me to cerita "Anak Ranking 23" yang temen-temen pasti tahu ceritanya gimana. Silakan baca lagi di sini

Comments

Post a Comment

jangan lupa kasi komen yaa kakaaaa :3

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal