Balada 7 Tahun Nge-Blog : Menghadapi Pembaca yang Tidak Suka Membaca

I write because I need to read what's in my mind.
- Anonymous

Astaga..sudah lama sekali ya ternyata.

“ Sudah lama sekali ya “ ini berlaku ke banyak hal. Sudah lama sekali aku tidak menulis di sini—post terakhir sudah September 2016, dan sudah lama sekali ya aku nge-blog. Tujuh tahun, bukan waktu yang singkat. Kalo itu anak, dia udah masuk SD. Lucu banget pastinya.

Di pagi yang cerah ini, aku mencoba menulis lagi di blog. Rasa grogi pun muncul. It’s like meeting an old friend. Ingin sekali ku peluk, ku cium, tanyakan kabar, minta nomor telepon. Ya, dia sahabatku sejak jaman dahulu kala. Yang dulunya aku kalau mau ngeblog harus jalan kaki ke warnet yang isinya anak-anak kampung pada main PB (Point blank), yang kini aku tinggal duduk manja di kost menikmati cahaya matahari masuk ke beranda kamar. Time flies so fast. Aku tumbuh bersama tulisan-tulisanku. Ketika aku alay, tulisanku alay. Ketika aku merasa tulisanku tidak alay, ternyata 3 tahun lagi aku hanya menggelengkan kepala “astaga..ini alay banget.”. Ah, banyak hal kulalui dengan blog ini.

Saking banyak hal yang kulalui dengan blog ini, aku harus berpikir ekstra keras bagaimana tulisan ini tidak sepanjang rambut Devina Aurel. Perjalanannya begitu panjang dan aku bingung mau memulai darimana. Blog ini berawal dari hasrat Fani kecil yang ingin mengutarakan isi hatinya sekaligus kepo dengan teknologi. Jadilah ia memiliki sebuah blog yang saat ini sudah di hapus. Ya, blog ini merupakan versi kedua dari blog ku. Kenapa aku membuat versi kedua? Karena aku menemukan sebuah inspirasi yang membuat aku merasa blog ku yang dulu sampah banget dan akhirnya mengulang dari total semuanya.


Ialah Benazio Rizki Putra, well known as “benakribo”. Wow, sekarang dia udah punya anak! Ini membuatku semakin merasa tua. Dia mengawali karirnya sebagai blogger. Aku ngikutin + tergila-gila dengan dia karena blog nya. Tulisan-tulisanku ku persembahkan untuknya. Singkat cerita, karena dia belum terkenal banget dulunya, aku berhasil di notice olehnya sampai kami bisa ketemu dan aku diberi surprise kecil di ulangtahunku. Best experience of my life. Semua karena blog ini. Kejadian itu bikin blog ku langsung naik secara instan. Orang-orang menganggapku sebagai fans panutan benakribo. 
Kesimpulan dari kejadian ini adalah : kalau mau tenar secara instan, tunggangi orang terkenal. Panjat sosial is real, bruh.
lihat lagi : happy birthday to meeee!! - http://www.farohalfani.com/2011/06/happy-birthday-to-meeee.html

Oke, blognya sudah rame, now what? Aku tentu tidak akan melewatkan kesempatan itu. Aku berubah haluan, tidak lagi menulis tentang benakribo, tetapi menuliskan tentang isi otakku. Alhamdulillah, pembaca-pembacaku masih sustain dan masih memberi feedback positif. Aku membaca pasar, oh, ternyata yang banyak membaca tulisanku tak lain adalah teman-teman SMA ku sendiri. Aku mengarahkan tulisan-tulisanku ke kehidupan SMA : kelabilannya, kebodohannya.. dan ternyata orang-orang suka. Mereka menanti-nantikan tulisanku. Aku bisa mengadakan kuis, membuat rubrik, merayakan hal-hal kecil di blogku dan orang-orang berpartisipasi didalamnya. Ah, menyenangkan sekali. Aku semakin jatuh cinta dengan dunia blog. They give me the crowd, something I don’t get directly in real life. Di kehidupan nyata, orang-orang berbicara denganku sambil membahas tentang blog ku. It’s my personal branding. “ Fani? Fani yang blogger itu? “. Senang sekali rasanya.



Secuplik feedback-feedback membahagiakan dari teman-teman
Lihat lagi rubrik Little Things in Life 

Waktu berlalu. Trend juga begitu. Yang dulu awalnya ngetrend banget Blackberry, lambat laun mulai berubah. Perubahan trend ini berpengaruh drastis di kehidupan blogging ku. Dan penambah parah kejadian ini adalah aku yang sudah tak lagi SMA, naik ke jenjang universitas dan itu jauh sekali dari tempat asalku. Teman-temanku sudah 90% baru. Mereka belum mengenal aku, apalagi mengenal blog ku. Disini pamor blog-ku mulai menurun. Bahkan inspirasiku (benakribo) juga migrasi ke instagram dan youtube. Pembacaku mulai berkurang. Kehilangan media publikasi (dulu aku selalu publikasi di BBM dan twitter, sekarang media tsb sepi sekali). Kehilangan pembaca setia. Semangatku pun tergerus sedikit demi sedikit. Terlebih kehidupan kampus yang menyodorkan berbagai macam hal selain blogging. Alhasil, aku terdistraksi. Laman ini pun mulai kutinggalkan. 

Kesimpulan : jika berkecimpung di dunia teknologi,  trend adalah koentji. Jangan anggap remeh.

Aku sadar, menulis adalah bagian dari darahku. Sulit mencari waktu di blog, aku mencari pekerjaan lain. Aku apply sebagai jurnalis di salah satu start-up di bidang psikologi, pijarpsikologi.org. Aku diterima, dan akhirnya memiliki wadah menulis rutin disana. Blog ini semakin ku tinggalkan. Kalaupun aku isi tulisan, pembacanya tidak terlalu ramai. Meskipun begitu, aku masih tetap membiarkannya hidup. Aku belikan ia domain, aku ganti tampilannya, dan aku cek sekali-sekali.

Pijar Psikologi
Lihat : http://pijarpsikologi.org/author/faroh-nur-alfani/

Aku paham, menulis mengalir didalam nadiku. Tanpa sadar, aku juga menggunakan media lain untuk menulis selain blog. Aku mengikuti trend saat ini—menulis di Timeline LINE. Teman-teman, ada hal yang aku pelajari pada trend membaca anak muda saat ini. Mereka kini serba instan. Tulisanmu harus singkat, dan harus ada disitu saat itu juga. Aku pernah membaca tentang fakta ini, sayangnya aku tidak menemukan lagi referensinya. Mereka akan pikir panjang untuk mengeklik link, menunggu load suatu laman, dan membaca tulisanmu sampai habis (apalagi jika kamu bukanlah orang ternama). Ini tidak hanya berlaku pada blogger, tapi juga penyaji konten-konten informatif bahkan portal berita. Aku benar-benar putar otak untuk menghadapi pembaca seperti ini. Lha, yang diotakku segentong, gimana bisa  aku sajikan dalam segelas?

 Related image
Waktu mereka singkat dan yang ingin diakses banyak sekali. Goodluck with that.

Memang, susah senang yang ku alami di blog ini. Namun, aku harus menyatu pada tujuanku. Aku ingin menulis. Aku ingin hadir dengan pemikiran-pemikiranku, entah itu melalui media apa. Banyak sekali media menulis baru, wattpad, medium, dll. Butuh banyak pembaca? Submit tulisanmu ke kompasiana, kumparan, thoughtcatalog dan masih banyak lagi.  Bahkan caption di instagram pun juga jadi media menulis. Tujuh tahun di laman blog ini menjadi saksi bahwa pemikiranku dari yang alay sampai yang kukira-tidak-alay ini masih hidup hingga saat ini. Teman-teman, rasanya sungguh luar biasa. Aku mungkin akan menulis di beranda-beranda lain, tapi blogku masih akan hidup dan berdiri disini. Silakan hampiri ia sekali-sekali. Aku juga akan hadir, membersihkan debu-debu, dan menulis lagi. Terimakasih blogku, atas 7 tahunnya. Kita jalan terus.

Related image


P.s : tulisan-tulisanku di LINE/media lainnya akan aku post di blog juga beberapa waktu kedepan. Harapannya, blog ini menjadi pengumpul utama tulisan-tulisanku. Ketika aku tua nanti, jika aku ingin membaca diriku lagi, hanya satu laman yang harus kubuka ulang.



Sumber gambar : 
Dokumen pribadi


Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal