FENOMENA 'AWKARIN' DAN CARA MENGHADAPINYA
Halo dan
selamat datang kembali! Jika ini kunjungan anda pertama kali, silakan
lihat-lihat dulu.
Hai, guys.
Sebagai seorang blogger yang paham akan perannya menyuntikkan doktrin, eh,
maksudnya membagikan tulisan-tulisan yang (Semoga) bermanfaat, rasanya kurang
afdhol kalo aku nggak ngebahas ini di blog. Aku merasa ‘disalip’ oleh
artis-artis timeline yang ngepost tentang ini dan berujung di ratusan like dan
comment. Kan aku mau ugha! Tapi, berhubung tujuan utamaku menulis ini bukan
untuk itu tapi malah untuk menetralisir itu, kita berpindah ruangan yang
lebih luas lagi ya. Aku memutuskan untuk menulis disini, dengan harapan kalo
temen-temen tertarik bisa stay tune, kalo ada LINE masuk bisa di close tab
dulu.
Nah,
pertama dan utama sekali, siapa sih awkarin?? Sebenernya aku nggak kenal sih. Mungkin
kalian kenal. Dari citra-citra yang udah dihebohkan akhir-akhir ini, aku
mengenal awkarin sebagai seorang seleb Instagram yang sering nge post foto
sensasional. Sensasional disini dipersempit lagi ke hubungan cintanya. Tapi ada foto-fotonya yang bagus dan artsy-artsy
gimana gitu sih. Last but not least, lumayan ‘seru’ lah untuk di stalk orang
banyak.
Oleh karena
itu, awkarin ini punya banyaaaakk sekali yang memperhatikan hidupnya. Aku nggak
tau dia siapa, tapi aku bisa tau kalau dia melepas suatu universitas (Walaupun
aku juga ngga tau kebenarannya). Waw, gharim masjid deket rumahku aja aku ngga
tau dia kuliah dimana. Dahsyat sekali lah penyebaran informasi mengenai
awkarin. hanya bermodalkan kalian bobo bobo cantik sambil ngelus-ngelus layar
smartphone kalian, sudah bisa untuk merasa mengenalnya. Bahkan dia pernah masuk LINEtoday! Kanal berita ‘ala-ala’
yang disediakan oleh LINE. Jadi bisa dibilang, kalo mamahku punya LINE, beliau
bisa tahu siapa itu awkarin.
it's on LINE today! |
Dari sana
konflik mulai bermunculan. Ada yang mulai membuat suatu perkumpulan ‘haters’
dan ‘fans’ melihat tingkah Karin. Mulai banyak orang yang merespon fenomena
ini. Seperti yang aku bilang tadi, ada yang bikin post panjang lebar (which is
what I’m doing) tentang ini, video ‘reaction’ di youtube, ngomongin dari mulut
ke mulut dan dari grup ke grup, atau hanya sekedar bikin rame di kolom-kolom
komentar respon-respon tersebut.
‘Fenomena’
seperti ini sebenarnya udah sering terjadi. Dimana penyebaran informasi super
cepat yang udah mengelilingi kita dan hal itu tak terelakkan. Teman-teman pasti
sangat merasakan pengaruh signifikan dari hal tersebut. Namun, ada yang perlu
teman-teman ketahui, bahwa “seharusnya”, itu ada batasnya. Memang batas
tersebut tidak kelihatan. Tapi kalau teman-teman sudah membaca comment-comment
seperti ini :
“ ngelepas fkui demi cowo, dia nakal dan bego. Fix “
“ cari sensasi bgt lol “
“ udah mati blm skrg awkarin nya? “
I believe
this is the 'boundaries' we talked about. Dimana orang-orang udah keluar garis,
sudah tidak tahu yang mana yang boleh dilakukan yang mana yang tidak. Dengan
sangat berani aku nyatakan bahwa comment-comment diatas adalah cyber-bullying,
singkat cerita tidak boleh dilakukan karena melanggar UU ITE dan batas-batas
moral lainnya. Di sisi lain, hal itu juga sudah tak terbendung. Sangat mudah
bagiku untuk mengambil tiga contoh saja dari comment seperti itu, karena masih
banyaaaakk sekali comment lainnya.
Oleh karena
itu, disini aku mencoba memberikan tips-tips bagaimana cara menghadapi fenomena
seperti ini, bahkan untuk pemilik kasus seperti awkarin sendiri.
Yang ingin aku bahas pertama kali adalah orang
orang yang bikin post panjang lebar mengenai betapa pro dan kontranya ia dengan
awkarin. Aku lebih fokus ke yang ‘kontra’ karena kalau yang ‘pro’ biasanya tak
masuk akal. Tulisan anti-awkarin biasanya banyak sekali pendukungnya.
Walaupun
begitu, aku masih menemukan kesalahan yang luar biasa. Baiklah, aku mengerti
keresahan orang-orang yang menuliskan ini, mencatut kata ‘merusak moral bangsa’
dan ingin anak-anak muda lainnya tidak terpengaruh pola-pola pikir yang
sia-sia. Namun, aku masih belum menemukan mereka yang menyampaikannya dengan
benar. Kenapa? Karena mereka menyampaikan pesan tersebut sambil menyudutkan
pihak lain. Polanya seperti ini,
“aku nggak peduli sih awkarin [masukkan secara sarkas prilaku jelek disini], tapi dia itu ‘merusak moral bangsa’ karena banyak yang mengikuti awkarin.
Untuk anak anak masa depan, jangan seperti awkarin.
Untuk awkarin, jangan [menyebutkan nasehat yang frontal] “
Kurang
lebih seperti itu.
Oke,
poinnya bagus. Bagus banget. Ingin memberitahu apa yang kalian anggap benar dan
berguna bagi para pembaca dan Karin sendiri. Tapi, alangkah baiknya jangan
menyebutkan aib-aibnya (walaupun memang terpampang dimana mana) dan jangan
mencatut namanya sebagai sesuatu yang harus dijauhi.
Kemudian,
jangan menasehatinya seperti itu. Oke, dia salah. tetapi, memberi nasihat itu
ada caranya. Dikutip dari muslimah.or.id , adab memberi nasehat itu antara lain
:
- Mengharapkan ridha Allah Ta’ala
- Tidak dalam rangka mempermalukan orang yang dinasehati
- Menasehati secara rahasia
- Menasehati dengan lembut, sopan dan penuh kasih
- Tidak memaksakan kehendak
- Mencari waktu yang tepat
Nah, disitu
aku menekankan poin 2, 3, 4. Kalau misalnya, temen-temen gerah banget nih sama
tingkah tingkah khilaf awkarin, silakan, nasehati dia. Tapi, jangan melalui
sosial media. Nasehatilah secara rahasia, dan juga dengan lembut, sopan, dan
penuh kasih. Awkarin kan punya email tuh, kalian bisa kirimin dia email. Misalnya gini :
Assalamualaikum, dek Karin.
Perkenalkan, saya Susi di Bekasi. Begini, dek Karin. Berdasarkan posting-postingan dek Karin di Instagram, banyak gambar-gambar yang menghibur hati saya karena kecantikan dek Karin, tetapi juga ada beberapa yang meresahkan saya karena….
Jadi, mungkin dek Karin bisa mempertimbangkan untuk …
Dah. Kelar.
Privat dan rahasia, tidak mempermalukan, tidak menyakiti. Dan berhubung
post-post nasehat dengan kata-kata kasar masih belum mengubahnya, sangat
mungkin nasehat seperti itu bisa membuatnya berpikir ulang tentang tingkah
lakunya.
Pasti
temen-temen bilang kalau di privat gitu, orang-orang lain tidak mendapatkan
hikmahnya. Silakan, share nasehat kalian di artikel social media, tapi ingat,
jangan sudutkan siapa siapa. Misal, ingin meningkatkan tentang pendidikan.
Cukup bahas isunya saja, misalnya seperti ini :
Akhir-akhir ini, banyak kasus dimana wanita mulai lebih mementingkan cinta daripada masa depannya. Saya merasa ini sangat salah. ayo, teman-teman! Jangan berpikir seperti itu.
Gampang
kan? Walaupun yang baca pasti langsung mikir "wah, ini pasti nulis tentang awkarin nih!", tapi persepsi seperti itu tentu sudah lepas dari tanggung jawab kalian. Hal ini juga berdasarkan sebuah pendapat Imam
Syafi’i rahimahullahu berkata :
“Kritiklah pendapatnya namun tetap hormati orangnya. Tanggung jawab kita dalam hidup ini adalah menyingkirkan penyakitnya, bukan orangnya.. “
Yang kedua,
adalah orang yang ngepost comment-comment jahat. Yep, guys. Seburuk-buruknya
awkarin, what you do is still cyber bullying. Kalo yang masih terus mantengin
awkarin, katanya dia lagi melaporkan orang-orang yang bikin akun pembencian
dirinya ke polisi. Ya, itu memang bisa dilakukan. Awkarin mengakui kalau dia
stress, dia sakit hati membaca comment-comment seperti itu, dia harus ketemu
teraphist dan dia pernah mencoba bunuh diri. Ya, temen-temen,
hal itu bisa saja terjadi pada siapapun.
Terlepas dari awkarin bohong atau
tidak, hal-hal itu memang bisa terjadi. Jangan pernah mengejeknya yang tertekan,
mencoba bunuh diri, dan lain sebagainya. (if she means it and it’s not
“settingan”) she doesn’t know what she’s doing. Aku juga salut sama dia yang
berani mengakui pernah mencoba bunuh diri karena.. yah, beberapa orang pernah
berpikiran hal yang sama dan memilih untuk tidak memberitahu siapapun karena
rasa malu yang berlebihan. Jangan rusak kondisi psikologis orang lain, guys. Terpikirkah
kalian akan orangtuanya? Kalau ibunya tahu dan membaca tulisan-tulisan buruk
tentang anaknya? Jangan lupa kejadian Sonya Depari yang ayahnya meninggal
karena shock anaknya dibenci orang banyak.
Dan kalau
kalian bilang itu resiko awkarin karena dia yang memulai ngepost-ngepost yang
membuat kalian “terbakar” untuk menghujatnya, think again, guys. Yang buruk
dia, atau kamu sendiri?
Kemudian
kalian, para pengamat. Yes, I’m talking to you guys, para stalker. Keep it up (?).
Udah bagus (?). yang mesti ditekankan adalah bagaimana kalian membaca apa yang
sudah disuguhkan dua peran tadi. Ambil lah yang baiknya saja. Jangan nge scroll
berlebihan. Aku tahu para ‘komentator’ itu memberi comment yang sarkas, lucu,
menghina namun menarik, tapi…jangan dibenarkan yah.
Yang
terakhir, buat pemilik kasus-kasus seperti “awkarin” dan calon-calon “awkarin” yang
mungkin sedang mengekspos sesuatu yang dianggap buruk hanya saja belum dilihat
khalayak. Sama seperti sebelumnya, ambil lah yang baiknya saja. Tidak ada yang
benar dan salah dalam cara kalian menghadapi ini. Karena orang-orang yang
membenci kalian tidak mempercayainya, dan orang-orang yang menyukai kalian
tidak butuh itu. Kalau ternyata saran-saran dari teman-teman dunia maya
menyakitkan, minta dan ikutilah saran dari orang-orang terdekat. Berpikir
jernih, dewasa, dan bersabarlah. Mengingatkanku pada firman Allah ketika Rasulullah SAW dicela dan diganggu oleh kaum musyrik, yang artinya :
Bersabarlah terhadap apapun yang mereka katakan, dan jauhilah mereka dengan cara yang baik (QS. Al-Muzzammil:10)
Oke, kurang
lebih seperti itu pendapatku mengenai fenomena ini dan bagaimana menghadapinya.
Seperti awkarin, aku juga manusia yang berkemungkinan punya salah dan tentu pendapatku
masih bisa dibantah. Intinya dari fenomena ini mengingatkanku pada lagu barunya
Selena Gomez yang kebetulan lagi konser hari ini di Jakarta : Kill ‘em with kindness.
Yak, benar
sekali Selena! Agama dan kebaikanlah acuan kita. Ambil baiknya, dan memberilah
yang baik. Sekian dan sampai jumpa!
Sumber :
Sumber gambar :
ntapz
ReplyDeletefinooooo wkwk
Delete