What Can You Do With Your Talent?

If you've got a talent, protect it
- Jim Carrey

bismillah, semoga bisa nulis lagi

Sebenarnya agak sedikit grogi untuk berada di laman blogger.com ini lagi. Aih...sudah berapa lama ya? Jari-jari ini sudah terlalu jarang untuk menari-nari di tuts qwerty yang harus ditekan, bukan disentuh. Ya, beberapa waktu ini aku memang benar-benar terkungkung dalam dunia besar di perangkat kecil. Sebut saja sosial media dan sekitarnya. Hingga akhirnya melupakan hal-hal penting, menggunting kuku, misalnya.

Di sela-sela minggu tenang (H-8 UAS) ini aku mencoba sedikit mengambil intisari dari beberapa percakapan sehari-hari. Sebenarnya draft tulisan sudah banyakk sekali. Corat-coret brainstorming di kertas asal-asalan hanya berakhir sebagai tinta kering. Sampai akhirnya, sekarang aku ngetik tanpa kerangka. Semoga nggak ngalor-ngidul kemana-mana yah. Semoga tulisan ini bisa sampai ke tujuan.

Halah, tulisanmu pasti bagus, Fan. Kan emang udah bakat nulis.

Ngg.....
Menurut britannica.com , bakat (talent) itu adalah suatu kemampuan asli di beberapa jenis pekerjaan /keterampilan dan menyiratkan akuisisi yang relatif cepat dan mudah dari keterampilan tersebut. Singkat cerita, seseorang bisa dianggap berbakat akan sesuatu apabila ia lebih cepat memahami sesuatu tersebut daripada orang-orang pada umumnya. Satu orang bisa dikaruniai berbagai macam bakat. Ada yang bisa nulis, sekaligus nggambar dan nyanyi dalam satu waktu. Ada yang jago fisika tapi kalo renang oke ugha. Dan lain sebagainya, sehingga tak jarang kita sendiri saat melihat kelihaian teman kita sendiri akan sesuatu sampe akhirnya kesengsem, eh, kagum sendiri.

Talent is a guarantee of nothing 

 

Tapi, guys. Hati-hati tentang 'bakat. Bakat kerap kali tidak dimanfaatkan dengan sesuai oleh si empunyanya. Tidak dimanfaatkan dengan sesuai disini maksudnya adalah suatu keadaan dimana kita tahu bahwa potensi yang dimiliki oleh 'bakat' ini sangat luar biasa, namun output yang dihasilkan ternyata tidak sebaik itu. Orang-orang berekspektasi dengan 'bakat' yang dimiliki orang lain. Walaupun sebenarnya, talent is a guarantee of nothing.

Sebenarnya, didalam lubuk hati kita yang paling dalam, apakah kita tahu bakat kita apa? Oke, kalau kamu tahu, simpan dulu jawaban itu. Kalau ternyata kamu memang punya jawabannya, apakah ada suatu jaminan bahwa hal tersebut memanglah bakat kita? Misal, kamu merasa bakat banget main gitar. Bisa mainin ratusan lagu cuma denger intronya aja. Tapi, apa kamu pernah nyoba main alat musik lain? Siapa tahu kamu bisa lebih jenius kalau kamu main angklung. Atau...ternyata bakat kamu adalah hal yang nggak pernah kamu bayangkan sebelumnya? Bisa jadi bermain catur, panjat tebing, paralayang, dll. So many things to do in this world, yet we have to believe we only have one particular talent? Think again.

Oke, sekarang keadaannya adalah kamu sudah amat sangat yakin dengan bakat kamu. Wah, pasti kamu jago sekali. Di tengah orang-orang umum, kamu pasti diandalkan dalam bidang bakat kamu, dan kamu selama ini memang sudah jelas melakukan hal tersebut dengan baik. Itu sebabnya kamu benar-benar yakin dengan bakat tersebut. Btw, guys. Fyi aja. Populasi manusia kini tercatat sebanyak 7.3 miliar jiwa. In sya Allah, yang memiliki bakat yang sama dengan kamu ada sekitar...yah, lumayan lah buat beli nasi bungkus. Sekarang, dengan bakat tersebut, kamu sudah menyumbang berapa medali emas?

Mungkin sampai disini kamu mulai kesel dengan tulisan ini. Mending nge scroll facebook dan nyobain "Saat orang melihat Susi, mereka mengira Susi adalah... " kemudian memunculkan foto artis Korea. Tapi disini aku nggak mencoba sarkas atau ngereceh. Di dua paragraf sebelum tadi ini lah yang aku sebut bahwa bakat bukanlah jaminan dari apapun. Bukan berarti kita memiliki bakat tersebut, kita memang benar-benar luar biasa didalamnya dan selalu menghasilkan yang terbaik dikalangannya. Kompetisi, trial dan error, pasti banyak sekali. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi bakat kita?

ya Allah, apa ini...

How to treat your talent

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bakat itu bukanlah jaminan apa-apa. Tapi, bersyukurlah. Memiliki bakat merupakan satu langkah lebih maju daripada orang-orang lainnya. Agar bakat kita sedikit memberi jaminan bahwa 'we can do better than other', ada baiknya kita menyikapi bakat kita dengan cara-cara jitu seperti..

1. Latihan, latihan dan latihan


Pernah dengar quote diatas? Kalau belum, mainmu kurang jauh. Entah apa hubungannya, tapi quotes diatas memang ada benarnya.  Orang yang berbakat bisa berubah jadi goblok kalau dia nggak pernah berlatih. Dik kecil Joey Alexander juga nggak bakal jago kalau dia enggak menghabiskan banyak waktunya dihadapan pianonya, melewatkan waktu-waktu bermain bersama teman-teman sebayanya. Karena memiliki bakat bukan berarti kita tidak akan menemukan kesulitan di bidang tersebut. Aku sendiri juga sering banget ngerasa stuck dan bener-bener cengo "pengen nulis apa ya......". Oleh karena itu, latihan itu penting banget. 

Joey Alexander,  musisi termuda yang masuk nominasi penghargaan Grammy untuk kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album. 


Dan beruntunglah orang-orang yang berbakat, kalian latihan sedikit saja, itu sudah membuat impact yang besar di kemampuan kalian. Karena kalian dapat melatihnya sambil bersenang-senang sehingga menghasilkan sesuatu lebih baik dibanding orang yang belum beruntung memiliki bakat tersebut dan harus berlatih susah payah. Apabila merasa tidak punya waktu untuk berlatih, cari kegiatan yang memang benar-benar mengacu ke hal tersebut. Aku yang selama ini jarang banget nulis dan blog udah usang gini, akhirnya bertekad melamar jadi jurnalis di salah satu start-up. Alhamdulillah, setelah beberapa tahap seleksi ternyata bisa juga tergabung di tim Pijar Psikologi dan akan bertugas menyumbang tulisan-tulisan di website mereka. Hal seperti ini juga bisa temen-temen lakuin sebagai sarana latihan. Ikut UKM, ekstrakurikuler, organisasi apapun yang sesuai dengan bakat tersebut. So then, we can practice while we're having fun! :3

 2. Jangan lelah mempelajari hal baru

Curiosity itu super-perlu. Seperti yang aku bilang tadi, bisa jadi kita ternyata jago di hal lain. Jangan lupa untuk bereksperimen di bidang-bidang lain. Walaupun bisa jadi tidak se-jago bakat yang kamu dalami selama ini, tapi hal ini bisa bikin kamu memilah-milah kamu mau concern kemana. Jadi tahu kamu bisa jago dimana dan lemot dimana. Hal ini bisa bikin output dari hal yang kamu lakukan bakal keren banget!

3. Percaya diri bahwa kamu memilikinya

Bakat juga dipengaruhi oleh sugesti yang kita buat pada diri kita. Percuma kalau ternyata kita terlahir dengan sebuah bakat yang kita tidak yakini kita memilikinya. Walaupun kadang terasa gagal, bukan berarti kita kehilangan bakat tersebut. Mungkin yang selama ini selalu menang olimpiade matematika, pada beberapa kompetisi ternyata dia kalah. Tapi, bukan berarti kemampuannya hilang kan? Bahkan kegagalan-kegagalan tersebut harusnya menjadi motivasi untuk kita mengasah lagi. Kembali ke nomor satu ya! :))

4. Percaya diri bahwa kamu memilikinya dan menerima kenyataan bahwa memang ada orang lain yang memiliki bakat tersebut dan bisa jadi lebih baik daripada kamu

Well explained.


5. Bersyukur sebab kamu memilikinya

Ini yang terakhir dan paling penting. Empat poin diatas merupakan realisasi dari poin ke lima ini. Jangan lupa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah Ia karuniakan. Mengabaikan bakatmu sama saja tidak bersyukur karena memilikinya.  

Baiklah, akhirnya kita sampai di penghujung acara. So, what can you do with your talent? :>


sumber 
http://brainyquote.com/quotes/quotes/j/jimcarrey360648.html
http://elshinta.com/news/47697/2016/02/16/gagal-raih-grammy-joey-alexander-tetap-harumkan-indonesia
http://id.vonvon.me/quiz/800
http://informasipedia.com/kependudukan/jumlah-penduduk-dunia/458-jumlah-penduduk-dunia-tahun-2015.html
https://pinterest.com/pin/217017275768058272/


Comments

  1. Waktu matakuliah Reading Comprehension IV, aku pernah dapet teks yang isinya bilang kalau 'bakat' itu overrated. Semua orang punya kesempatan yang sama buat mengembangkan skill mereka, asal punya kemauan aja. Jadi menurutku.. bakat itu dateng dari minat, dan harus terus dilatih dan.. menjalankan empat step lainnya kayak yang udah kamu tulis! XD

    ReplyDelete
  2. Kadang suka minder sendiri sih kalo nemu orang lain yang terlihat lebih jago dan berbakat dari kita :( Tapi aku mencoba pasanh pemikiran, bahwa standar tiap individu itu pasti beda, bergantung dari kemampuan dan pengalamannya. Jadi yha akhirnya ku mencoba masa bodo kalo ngeliat seorang teman yang sepertinya sudah jago sekali. Mungkin kami memang berada pada tahapan proses yang berbeda. Yang penting, aku tetap harus berusaha untuk menuju ke sana.

    Btw aku anak Psikologi, tapi belum dapet matkul yang ngebahas tentang hal ini ._. (masih semester 2 sih)

    ReplyDelete
  3. Kadang suka minder sendiri sih kalo nemu orang lain yang terlihat lebih jago dan berbakat dari kita :( Tapi aku mencoba pasanh pemikiran, bahwa standar tiap individu itu pasti beda, bergantung dari kemampuan dan pengalamannya. Jadi yha akhirnya ku mencoba masa bodo kalo ngeliat seorang teman yang sepertinya sudah jago sekali. Mungkin kami memang berada pada tahapan proses yang berbeda. Yang penting, aku tetap harus berusaha untuk menuju ke sana.

    Btw aku anak Psikologi, tapi belum dapet matkul yang ngebahas tentang hal ini ._. (masih semester 2 sih)

    ReplyDelete

Post a Comment

jangan lupa kasi komen yaa kakaaaa :3

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal