Hati-hati Termakan Paradigma Orang Banyak
Ah, gatel ngga nulis tentang ini Saya tukang galau. Mungkin itu yang orang-orang inginkan dari aku, sebuah pengakuan. Agar orang-orang bisa tertawa, kemudian merasa hidupnya lebih bahagia dan berkata “udahlah..ngapain galau. Hidup belum berakhir kok..” sambil mengelus pundakku. Hati-hati termakan paradigma orang banyak. Beberapa orang sebenernya udah pernah ngebahas ini. Peduli dibilang kepo, puitis dibilang galau, dan sebagainya. Ya, aku sendiri setuju sih dengan hal itu. Hal ini didukung dengan aku yang seneng banget nulis, dan kebetulan, aku menemukan menulis tentang misery, sorrow and sadness itu mengasyikkan. Aku udah #75940837 kali dibilang “tukang galau”/”sedih mulu hidupnya”/”inget Allah mbak”, hanya karena nge posting puisi-puisi yang aku tulis, atau hanya sekedar bikin status dan posting blog yang ‘agak’ memiliki rona kesedihan didalamnya. Kadang aku udah terbiasa aja dengan julukan itu..dan kadang aku juga lelah. Hati-hati termakan paradigma orang banyak...