tertekan

aku bangun dari tidur. dalam perasaan tertekan.

aku bangun dari tidur. dalam tanggung jawab yang besar.

rasa sakit ini harus dibayar.




walaupun aku sudah pindah kamar, aku sudah pindah ke kost, rasanya kenapa masih tetap sama saja. banyak barang-barang yang menjerumuskanku ke kenangan-kenangan saat berusaha untuk mempertahankannya. barang-barang itu seperti menertawakanku, mengatakan "haha, kamu gagal. dia pergi.". betapa kegagalan yang paling pahit yang aku rasakan selama merantau ini. aku sedikit bersyukur, karena mungkin kegagalan cinta yang super-masiv ini meminimalisisr kegagalan-kegagalan lainnya. Tuhan itu maha adil kan?

aku sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. yang aku inginkan hanyalah..aku ingin membuktikan kalau aku bisa lebih baik darinya dan aku bisa lebih baik tanpanya. entah secara kebetulan atau apa, beberapa bidang yang ingin ku gali adalah bidangnya juga. namun, disisi lain segala usahaku untuk menggali bidang-bidangku itu malah membuatku sadar betapa aku sangat jauh dibawah dibanding dirinya. dia..dia bisa perfect dimana saja. ditelingaku orang-orang memujinya (ini yang benar-benar menyakitkan). sementara, untuk melakukan hal hal (yang pasti menurutnya) sederhana, aku ternyata tidak mampu. melihat aku yang selalu ketinggalan jauh, aku menjadi semakin ambisius--namun sisi buruknya, semakin tak terkontrol. setiap aku berusaha mengambil peran yang lebih besar lagi, ternyata ada dia yang lebih-lebih besar lagi. aku selalu berada dibawahnya. aku selalu berada dibawahnya. ku dengar bisik-bisik orang betapa orang membandingkan aku dengan dia. orang-orang diluar sana mengatakan wajar aku ditinggalkan, aku tidak pantas bersamanya, aku tidak setara dengan kehidupannya, dan sebagainya. sungguh sungguh aku tertekan berada di lingkungan yang terkunci dan selalu ada dirinya dielu-elukan.

bagaimana dengan bidang-bidang lain yang aku kejar? bidang-bidang yang berbeda dari yang dia lakukan sehingga aku merasa tidak perlu dibanding-bandingkan lagi. tapi hasilnya nihil. untuk menjadi luarbiasa di hal yang baru juga butuh proses. aku masih belum setara untuk bisa menyaingkan diri dengannya, walaupun dengan hal lain yang tidak dia lakukan dan dia kuasai. ah, mengapa aku penuh dengan segala kekuranganku....

aku lelah. aku bangun tidur, menulis ini semua, berusaha agar kelelahanku sedikit tercurahkan, setidaknya jangan seperti perasaanku padanya yang ingin sekali ku utarakan namun tak pernah ada kesempatan. memang ada sisi baiknya, aku menjadi semangat mencapai taraf-taraf tinggi, 'surpass your limit' kalau mengacu ke tema fdk tahun lalu. tetapi, aku tertekan karena jiwaku benar-benar memaksa tubuhku untuk bisa sebaik itu. kasihan aku. disiksa oleh diri sendiri. sering aku berpikir mungkin aku tidak perlu merasakan seperti ini...mungkin aku tidak perlu melakukan ini semua..

tapi..

rasa sakit harus dibayar. aku ingin menang sekali saja.

aku ingin menang. sekali saja.

entah bagaimana caranya.

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal