(finally) mobile blogging



Hai, sahabat. Hai, teman seperjuangan. Hai, sanak famili. Hai.
Akhirnya setelah sekian lama..mungkin sekitar 5 tahun aku jadi bb user dan benda itu tidak mengizinkan aku untuk melaksanakan kegiatan "mobile blogging".
Akhirnya bb itu hilang and now i'm an android user.
And yes! Here i am. Mobile blogging. Considering to have a path or instagram account and being swag as *beep*.
Yah. Akhirnya saya gaul juga.

Ingat juga waktu masa penjajahan smartphone yang satu ini (yang juga ikut berkolaborasi dengan Apple untuk membully para bb user), waktu saya tidak punya akun line. Instant messenger yang lagi oke punya dengan inovasi sticker dan timeline yang juga oke punya. Orang orang yang mau mengontak saya tidak nanya "pin" lagi, tapi nanya "ada id line?". Waktu itu saya lumayan lelah untuk bilang bahwa saya ga punya line..sampai akhirnya saya ganti paket data yang bisa nge-line di bb, dan ber-euphoria "woooii, aku punya lineeeee"~
Ya kurang lebih semacam itu.

Tapi line yang jadi bendera kemerdekaanku itu malah ikut raib dengan raibnya juga bbku karena kemalingan. Jadi aku punya line baru sekarang. Tidak serame line lama, yang aku menggebu gebu nge add teman satu persatu. Kalau mau berpartisipasi membuat aku merasa gaul ayo coba di add id line : fnalfani


Id line : fnalfani new id yang lama hapus aja sbc last

Oke, ngomong ngomong soal mobile blogging, aku melakukan mobile blogging ini karena sekarang aku lagi di atas sebuah kereta api. Tepatnya kereta api dari bandung menuju jogjakarta. Tepatnya untuk melaksanakan niat untuk pindah hidup ke kota pelajar tersebut dan belajar disana. Perjalanan selama kurang lebih tujuh jam ini bikin aku sesak nulis dan membaca. Sialnya novel novel pdf aku pada di bb lama, dan kurang memungkinkan untuk didownload lagi. Jadi aku memutuskan untuk menulis disini. Mumpung memungkinkan. Ciyee, gajadi dibakar androidnya?

Duduk diam dikereta bikin galau. Tadi udah coba pipis sih, tapi kayaknya diakibatkan getaran dan goncangan yang luar biasa, lebih enak duduk deh. Lebih enak duduk dan menggalau. Ya. Posisi bertopang dagu dan melemparkan pandangan ke jendela kereta itu posisi paling galau yang pernah ada. Aku melihat pemandangan sesawahan di pulau jawa ini sambil memikirkanmu *halah*. Tapi iya, w lagi galau.

Aku mencoba beralih dari gadget ini dan menerawang jendela lagi. Mengingat tadi aku galau apa ya...

Ohiya. Aku galau karena aku sedang dihantui rasa bersalah. Iya, rasa bersalah banget bangetan. Ada seseorang yang udah w syukuri banget keberadaannya, kini malah w bikin dia marah. W mengatakan mantra yang salah, eh, maksudnya, w salah ngomong kemarin malam. Sebenernya w gatau sih omongan yang mana yang salah, tapi w rasa w memang salah. U emang sangat hebat dan profesional dalam membuat orang merasa bersalah. W suda meminta maaf, w harap dia baik baik saja dan tida jadi mayat yang tergilas kereta api yang sedang w tunggangi. Yang jelas iya, w lumayan kurang rela kehilangan keadaan yang sudah ada. Udah kembali nyaman. Udah gelisah (lagi) kalau ga ada dia di line. Dan sekarang mana mau dia nge line. Kenal bangetlah sama dia dan tabiatnya. Semangat f4n!

Iya itu aja galaunya. Sebenarnya di otak lebih pengen nuanginnya ke puisi. Tapi nanti aja deh kalau suasana udah kondusif. Atau, itu puisi terlalu frontal dan ga lulus sensor untuk di post disini. Jadi gausahlah ya? Mohon jangan kurangin gaji saya bos.

Karena puisi itu sudah apik di otak ini, aku akan mengutip beberapa baris.

Melupakanmu lagi
Itu sangat berat
Bukan 'melupakan' nya yang jadi bagian terberat
Tapi 'lagi' nya


Yah. Sekian. Masih ada 4 hours left to finish this trip. Kapan kapan kita mobile blogging lagi yah!



Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal