Little Things in Life : To Date The Ex of A Friend

Little Things in Life
Things that keep you alive even if you didn’t notice.


It has been started! Artikel hari ini adalah ide dari seorang pembaca ; sebut saja Dolly, bukan, dia bukan..ya itulah. dan ditulis oleh aku berdasarkan diskusi kami berdua. Apa yang terbersit dalam otakmu hari ini?

To date the ex of a friend

To date the ex of a friend...apakah ada hukumnya?

Kadang dunia yang sempit nggak cuma di sinetron. Sebenarnya nggak mustahil sih, pas kita lagi nyari orang di mall lewat pintu selatan, dia lagi nyari kita lewat pintu timur, dan adegan itu bikin geregetan satu kampung. Dunia itu nggak sempit, memang. Gimana mau sempit, benua ada berapa, samudra ada berapa.

sempit lah godok. source

Tapi apa sih yang sempit? Pasti pernah lah ya, pas baru kenalan sama orang, “sekolah dimana?” “disini.” “eh, sepupu ku sekolah disana.” “iyakah? Siapa? “ “ si itu.” “ wah, itu saudaranya si anu.” “lho, kenal anu juga? Anu itu sepupunya Ina, sahabat aku.” “ina? Ina yang tinggi? Eh dia itu anaknya istri kedua paman dari sisi kakek buyut aku yang udah meninggal. “ “paman yang mana? “ .....................

Kemudian mereka berbicara sampai sejak adam dan hawa dipertemukan.

Jadi, apa yang sempit? Bukan, bukan dunia. Tapi ruang lingkup.

Trus hal hal yang kita kira cuma kebetulan, cuma ada disinetron, bisa terjadi di dunia nyata. Dan contohnya seperti judul yang satu ini, pacaran sama mantannya teman.

ada yang pernah pacaran sama mantannya teman? atau mantan kamu pacaran sama teman kamu? atau kamu pacaran sama teman mantan? atau ga punya pacar? *mikir*

Kemudian akun akun galau di twitter pada nge tweet : “ kayak nggak ada cowok lain di dunia aja, harus ambil bekasnya teman.”

Nah, kemudian topik itu dibahas beruntun hingga 70 tweet, dan tombol block harus jadi penengah.

To date the ex of a friend, or, to date the ex of a “bestfriend’ (they’re quite different tho), apakah bener bener salah?

FAROHALFANI used QUOTE-GALAU. It's super effective!

Ada yang bilang, hukumnya makruh. Alias lebih baik dihindari, namun bila dikerjakan tidak berdosa. Kalau iya nggak apa-apa, tapi sebaiknya jangan, demi kemaslahatan persahabatan kita. Toh kita sendiri nggak pernah ada yang punya niatan yang bulat dan sangat sengaja bilang “aku akan pacaran sama pacar temanku kalau mereka putus!”

Nggak kan?

Tapi kadang, bisa jadi ada juga saatnya kita "terpeleset" trus nyicipin sendiri yg sebelumnya kita anggap nggak sah itu, sampe tau sendiri gimana rasanya. Saat Logika gak bekerja lagi tetapi perasaan, kita tahu kita salah tapi kita gak bisa muna kalo itu rupanya yang bikin kita senang.
Dilematik ya?


Siapa sih yang bisa menentukan siapa orang yang akan dijatuhcintakannya hari ini, besok, atau tahun depan? Mungkin tahun lalu lelaki itu adalah milik teman kita, tapi tidak ada yang tahu hari ini. Begitu juga dengan kita, mungkin lelaki yang kita miliki hari ini, akan menjadi lelaki orang lain bulan depan.

“ ...akan menjadi lelaki orang lain bulan depan. “ seharusnya tidak ada bedanya dengan “ ...akan menjadi lelaki sahabatku bulan depan.”

Putus emang perkara yang pasti terjadi apalagi di kita kita remaja gaul labil membahana ini. Gugur satu tumbuh seribu. Kenapa pacaran dengan mantannya teman harus jadi masalah dan mengusik pertemanan kita, toh si mantan pasti juga bakal dapat pacar baru, terlepas dari si pacar baru itu adalah seorang teman,

Atau bukan.

Love is the most undefined thing, my friend.

Menurut kalian gimana? Thanks, Dolly, atas idenya! :)
Sampai jumpa di Little Things in Life berikutnya!

----------

Hai! Terimakasih ya, Dolly, sudah menyumbangkan idenya! :)


pengakuan terlarang. mau curcol tapi takut ketauan.

beberapa ide lain udah pada yang masuk. ngantri dulu ya ;) yang janji mau ngirimin tulisan, ayoo silahkan dikirim~

nah, kalau yang ini kan, masih aku yang nulis. aku juga nunggu temen-temen yang jago nulis dan punya pemikiran-pemikiran keren untuk ngirim full article ke aku!

share kesempatan ini ke teman-teman kalian ya, soalnya aku cuma bisa promosi lewat twitter dan bbm...apalagi...siapalah saya ini... *wajah memelas* *belum buka puasa*

untuk info cara ngirimnya bisa dibuka di sini

dan untuk membaca rubrik Little Things in Life, bisa di klik di sini

sampai jumpa di postingan berikutnya!!!!


Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal