aku benci aku

aku sering kali membenci diri aku sendiri.
tapi aku paling benci aku saat dua hal,
panikan, dan jatuh cinta.



dua saat dimana aku nggak bisa mengontrol degup jantung sendiri (walaupun hampir setiap saat aku adalah orang yang paling cepat mengalami jantung berdebar pada setiap peristiwa, dan tidak bisa mengontrolnya). dua saat itu adalah dimana jantung aku berdegup sangat cepat sekaligus melambatkan organ organ lain. wajahku pucat. tanganku dingin. memutih. pandanganku buram. aku hanya bisa menutup mata, biarkan semua air mata itu keluar, melimpah ruah, dan bicara. mengeluarkan semua yang ada di otak aku, ada orang maupun tanpa orang.

aku benci aku saat aku panik. aku benci aku, kenapa aku harus panik sementara orang bisa tenang dan menghadapi semua permasalahan dengan baik. kenapa aku harus mengalami fase jantung melompat lompat, tangan bergetar, wajah pucat, dan gerakan tidak teratur seperti jalan mondar mandir, berteriak, mengucapkan hal yang tidak jelas. dan dari semua yang aku lakukan, tak ada satupun diantaranya yang menyelesaikan pemicu kepanikan aku. yang aku lakuin itu hasilnya nol. nggak berguna. aku hanya bisa mengekspresikan bagian yang tidak penting dalam diri aku, panik. 

aku benci aku saat aku jatuh cinta. yang satu ini adalah bencidari maha nya benci. aku yang jatuh cinta adalah aku paling mengesalkan, memuakkan, mengganggu, dan membuat risih. aku yang jatuh cinta itu gila. mungkin termasuk sebuah kriteria wanita wanita yang harus dibunuh. aku yang sedang jatuh cinta.


aku yang jatuh cinta itu menyebalkan. kasihan, bagi mereka yang secara tidak sengaja menemukan aku dan seraya berkata "aku sayang kamu.". beberapa waktu setelah menjalani hari hari bersama aku, mereka mulai mengalami fase 'rindu sentuhan wanita cuek', atau bahkan 'rindu tidak disentuh sama sekali'. aku, aku tidak waras saat jatuh cinta. dulu aku marah dibilang begitu. sekarang aku lapang dada sekali. iya, aku mengakuinya. saat jatuh cinta, aku jadi orang yang paling...ergh, bahkan aku tak tahu diksi apa yang paling nista untuk mendeskripsikannya. aku yang jatuh cinta, berbeda dengan aku yang sedang bawa motor berfikir untuk pergi ke gramedia sendirian. 

aku benci aku. aku nggak bisa bedakan, yang mana yang lebih membahagiakan ; aku sendiri, atau aku bersama orang lain? aku jujur, aku akui saja, mungkin punya orang yang disayangi itu adalah hobi aku. punya orang yang bisa aku sayangi, aku kagumi, rasanya seperti kegiatan yang ingin aku lakukan, sama seperti menulis atau ngedit video. rasanya seperti aku sudah menutupi bagian diri aku yang kosong. rasanya seperti aku menemukan surga baru. dan yah, apalagi kalau bertemu orang yang sangat-sangat pas. gilak, rasanya keterlaluan membahagiakannya.

tetapi sebuah anomali terjadi, karena aku yang sendiri, berbeda drastis dengan aku yang tidak sendiri. aku benci aku, ya, aku sangat benci aku. mereka bedua terlalu bertolak belakang. padahal hanya satu badan yang menghidupinya. 
aku yang sendiri adalah aku yang hebat. aku yang sendiri sangat suka datang ke tempat tempat baru, hanya sekedar untuk tidak membeli apa apa. aku senang ke toserba 6000 atau yang mahalnya ke ace hardware. aku dengan sangat senang hati dan bahagia mengegas motor aku melawan panasnya pekanbaru hanya untuk menikmati wifi di sebuah pusat perbelanjaan. aku dengan senang hati mengambil dan mencoba baju sendiri. yang berat bagi aku hanya dua, nonton sendiri dan makan sendiri. alasannya sama ; karena aku merasa terintimidasi berada satu ruangan dengan orang yang melakukan hal yang sama dengan aku. tapi aku juga dengan senang hatinya mendobrak rasa terintimidasi itu. dan yah, susah susah membahagiakan. aku hanya punya aku untuk dibahagiakan. aku tidak punya kerjaan lain selain menulis, membaca, dan mengutak ngatik. semua waktu untukku. yang aku fikirkan aku sudah makan atau belum, makanan apa yang aku inginkan, ada berapa uang yang aku punya, dan kemudian aku akan pergi membelinya. iya, aku bahagia. 

aku yang tidak sendiri adalah aku yang hebat. aku sangat suka mengajak dia datang ke tempat-tempat baru, hanya sekedar untuk tidak membeli apa apa. aku dengan sangat senang hati dan bahagia mengegas motor aku melawan panasnya pekanbaru hanya untuk menemui dia, berbincang bincang hal yang tidak penting. aku dengan senang hati mengeluarkan uang sebanyak apapun, ntah itu untuk nonton bersamanya atau kegiatan lain. aku hanya punya dia untuk dibahagiakan. aku tidak punya kerjaan lain selain menulis bbm menanyakan apa kabarnya, menekan tombol paket nelpon hanya untuk berbicara dengannya di tengah malam, dan menyanyikan lagu lagu khusus untuknya. semua waktu untuknya. yang aku fikirkan adalah apa dia sudah makan atau belum, makanan apa yang dia inginkan, ada berapa uang yang aku punya, dan kemudian aku akan pergi membelinya, dan tentu saja, mengantar ke tempat dia berada. iya, aku bahagia. oleh dia.

sekarang kelihatan, bedanya?

setelah aku mengetik ini, baru aku sadar, dua duanya membahagiakan aku. tapi kenapa aku sekarang terpuruk seperti orang mati? saat aku mengetik ini, dua sifat yang paling aku benci itu muncul. panik dan jatuh cinta. kalian bisa bayangkan betapa seperti orang gilanya aku. kalian harus ngerasain gimana rasanya meringkuk, dengan jantung yang udah ga tau lagi sedang berfungsi atau enggak, yang aku liat tangan aku udah pucat yang berarti muka aku juga pucat, aku hanya bisa nangis menutup mata, nelpon sahabat aku. iya, rasanya luar biasa. bahkan saat mengetik ini, aku masih mengingat betapa mengerikannya perasaan ini. kalian mungkin tidak tahu, apa saja yang telah 'fani-yang-sedang-jatuh-cinta' lakukan, seraya menikmati euforia euforia jatuh cintanya. karena memang, seperti orang gila.

bahagia yang berbeda sepertinya. bahagia aku saat sendiri adalah bahagia yang hanya sepercik sepercik namun konstan. sementara bahagia aku saat tidak sendiri adalah bahagia yang menggelegar meledak ledak meletup letup, namun seringkali disiram air tiba tiba. kalap aku, sumpah.

dengan kejadian kejadian besar seperti ini, aku menyadari sesuatu. tidak seperti kejadian-kejadian kecil yang seringkali ku tepis hikmahnya. aku harap kali ini, yah, sekali lagi, AKU HARAP KALI INI, aku sadar. duh, kok di capslock seperti ada kebencian didalamnya.

dengan kejadian besar seperti ini, aku menyadari sesuatu. ada bagian yang terlewat dari penjelasan "aku yang tidak sendiri" diatas. ada bagian yang salah, yaitu pada dua kalimat terakhir. "iya, aku bahagia. oleh dia.". sebenarnya tidak, aku bahagia oleh dua orang. oleh dia, dan aku. dan seluruh paragraf tadi sebenarnya adalah alasan aku bahagia oleh aku, bukan oleh dia. mengerti?
tunggu, aku jelaskan. 
seperti pada contohnya, seperti yang terjadi hari ini, aku berusaha meluangkan waktuku dengan pulang les agak cepat dan membelikan makanan untuk dia yang sedang belajar mati matian. aku berencana untuk mengantarkannya makanan agar dia semangat belajar. aku sendiri, sudah bahagia, dengan melakukan itu. dengan rencana rencana membuat dia bahagia itu, sudah membuat aku bahagia. tapi kebahagiaan itu bisa hancur seperti yang aku bilang tadi, api yang disiram air, apabila dia tidak menganggap apa yang aku lakukan untuknya itu membahagiakan. dia tidak bahagia. dia yang tidak bahagia itu, membuat aku ingin mati. dia yang tidak bahagia itu, membuat aku merasakan dua hal yang aku benci itu, panik dan jatuh cinta. karena apa? aku panik. aku takut. aku takut karena dia tidak bahagia, dia tidak menyayangi aku lagi. sementara aku masih jatuh cinta. 

aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang membuat aku bahagia : membuat dia bahagia. nampaknya segala rencana rencana itu gagal. kulihat dari segala pengalamanku, rencana rencana itu hanya membuat orang pergi. aku terlalu bersemangat untuk menunjukkan betapa aku menyayangi orang itu. tak tanggung tanggung. aku hanya sangat bahagia untuk menunjukkan perasaan aku. aku hanya sangat bahagia kalau orang tahu aku menyayanginya. tapi ternyata, orang lain bukanlah aku. aku bisa saja dianggap berlebihan karenanya. aku bisa saja mengganggu. aku bisa saja malah membuat risih. dan pada akhirnya, aku bukannya membuat orang itu bahagia..

aku malah membuat mereka meninggalkan aku.

fani, ini terjadi tidak sekali. namun berkali kali. segala macam kejadian dengan inti yang sama. karena ini. lagi lagi aku harus berubah. apalagi sekarang, kali ini aku mengalami sakit hati di level yang lebih tinggi lagi. aku kira yang kemarin adalah level akhir. mungkin yang saat ini adalah yang paling parah yang pernah kejadian dalam hidup aku. 

mungkin aku perlu berhenti melakukan hobi seperti ini. hobi ditemani. mungkin aku harus kembali ke blog, ke buku tulis, ke pena. aku harus sendiri. karena saat aku sendiri, aku tidak sendirian. aku bersama aku. aku mengetik di blog, aku sedang berbicara dengan aku. aku sedang menyanyi, aku sedang menyanyikan aku. aku makan, aku makan bersamaku. dan satu hal yang paling penting.

jika aku bahagia, berarti tidak ada satupun bagian dari diri aku yang lain yang tidak bahagia.

dan itu sangat menenangkan.


jadi, fani. camkan ini. mungkin memang sangat mulia untuk membuat orang bahagia. tetapi, tidak semuanya setuju dengan definisi "bahagia" seperti yang fani pikirkan. ingatlah quote yang aku ciptakan sendiri, "the main project of life is to love yourself.". ya, sepertinya aku selalu teralihkan dari 'main project' itu. aku harus melakukan perbaikan diri. kali ini harus besar besaran, karena kejadian yang baru saja terjadi, memang terlalu besar untuk anak berumur belum 17 dengan berat 44kg ini merasakannya. jadi, aku rasa, aku tidak benci aku saat sendiri.

aku sayang aku. aku sayang aku. aku sayang aku.

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal