so just pull the trigger

mungkin judul post ini udah langsung ngingatin kita dari lirik lagu rihanna yang russian roulette. emang sih, aku juga ngetik post ini diiringi sama lagu itu sekarang.

you can see my heart beating,
you can see it through my chest
that i'm terrified, but i'm not leaving
i know that i must pass this test...

well, aku udah cukup lama gak  nge post. setelah pasang surut, atau bisa dibilang pasang yang ketinggian dan surut yang keterlaluan mencekik pada masalah keuangan, aku akhirnya membulatkan tekad untuk minta uang lima puluh ribu sama mama untuk beli pulsa smartfren. dengan suara bergetar, dan mungkin kaki juga bergetar, aku minta uang dan akhirnya dikasih. bukan, bukan karena mama aku genderuwo makanya aku takut, hanya saja...ya. segan. segan mintanya.

jadi disinilah aku sekarang, mengambil waktu sekitar--semoga sempat--15 menit buat nge post apa aja yang lewat di otak aku sekarang. termasuk lagu rihanna tadi. sumpah udah cukup lama aku gak dengan lagu russian roulette. tapi ntah kenapa tiba tiba melintas lagi. besok besok kita cover ya! kalau ada waktu..

kalau ada waktu..

kalau ada waktu..

iya, kalau ada waktu. aku curiga, makin besar kita, makin sedikit jatah waktu kita untuk menjalani hidup. untuk bernafas, duduk, diam, melamun, makan gorengan, atau bahkan duduk nonton ccc 3. pas sd, aku bisa nonton sinetron stripping tiap hari tanpa kehilangan satu episode pun. dulu aku ngikutin intan, dan habis intan ada sinetron apa entah judulnya, pokoknya dia ada dimas andrean sama nia ramadhani. ada yang ingat?
sekarang? aku cuma ngikutin satu sinetron, ccc 3. dan udah kelewatan banyak sekali guys, aku bahkan terlambat tahu kalau jadwal tayangnya udah agak dimajuin, dari jam 19.00 (kalau gak salah) jadi jam 18.00, dan tetap hari jumat.

intensitas aku nonton sinetron tadi cuma contoh kecil dari betapa butuhnya aku dengan waktu sekarang. mau contoh yang besarnya? emang kenapa aku butuh banyak waktu? apa yang mau aku selesaikan? itukah yang ada di benak kalian? itu? apa itu? oke, bunuh aku.

related to the title of this post, i feel like there's so many guns aim themselves onto myself. ada banyak bayangan bayangan disekitar aku yang lagi mencondongkan pistol ke kepala aku, perut aku, atau vertebra dorsalis dan costae vera aku. mereka berasal dari banyak hal.

yang pertama, sekarang, seperti biasa, dan seterusnya, masalah sekolah. iya, sekolah nan keras ini. yang punya satu musim, yaitu musim ulangan. pernyataan tadi sekaligus menyatakan kalau setiap hari, setiap watu, setiap tiap, oksigen yang aku hirup di sekolah aku itu berasal dari reaksi sesak pepat musim ulangan tadi. di musim ulangan yang permanen ini, petani tidak mencangkul, nelayan tidak melaut, mereka cuma ke pj (istilah kantin buat sekolah aku, dicurigai singkatan dari pujasera) dan berusaha menutup mata sebentar dari kenyataan bahwa dalam waktu 15 menit kedepan bakal ada ulangan yang harus dihadapi. jadi secara kasat panca indra aku punya ulangan berturut turut, guru yang menuntut kalau pelajaran mereka adalah pelajaran terpenting. it kills me, almost. i don't know why i can survive for about a year until now in this kind of situation.

yang kedua, masalah cinta. hahahaha yang mau close tab, udah dibolehkan kok dari sekarang. lampu exit udah dihidupin, pintu darurat disebelah kiri dan kanan. ada apa dengan perjalanan cinta fani? well, it's kinda complicated. dan aku juga bawaannya cengeng yang kalau udah ada masalah kerjaannya nangis aja. aku lagi dituntut sekarang. dituntut untuk tidak menuntut. dituntut untuk belajar. belajar untuk mengurangi ekspektasi. ekspektasi yang berlebihan. sekian. mau cerita lebih lanjut bisa datangi aku kerumah, bawa buah ya.

yang ketiga, masalah pertemanan. ada yang bilang, masa masa sebaya aku gini, adalah masa masa lagi sensitif sensitif nya. yaaa gitu. temen kita gak maksud nyakitin kita, tapi hati nan labil ini udah tercabik cabik rupanya. dan ya, namanya juga pertemanan, pasti ada kelahi kelahinya dikit dikit. well, keadaan pertemanan aku yang bisa dibilang amat sangat terbuka, walaupun kadang masih ada yang ditutupi dan kadang pengen bikin forum cuma belum terkumpul nyali buat ngaku apa yang ada dihati masing masing, sebenarnya adalah seduhan teh paling hangat yang ada disekolah. yang meluk aku pas nangis ya mereka. yang ngelus pundak aku pas remed juga mereka. yang jadi bulu penggelitik tiap hari sampai perut keram juga mereka. jadi, aku cuma pengen bilang sama mereka mereka yang tanpa disebutkan namanya pasti udah sadar diri, aku sayang kalian. sayang kali.

yang keempat, masalah keluarga. didalam keluarga aku, aku dituntut untuk mandiri. mungkin mandiri yang berlebihan yang anak anak atau remaja remaja lain gak rasakan. mungkin hal ini agak sensitif kalau dipublish. intinya, aku udah terbiasa kok dengan apa yang harus aku lakukan dirumah. sometime i'm wondering, kenapa badan sekecil aku harus menarik beban sebanyak banyaknya?  buka tutup botol aja masih remedial. huft.

dan yang terakhir, penutup yang paling tragis, masalah keuangan. pernah ngerasain ngutang sama diri sendiri? itulah yang aku rasain sekarang. uang itu ada, tapi aku lagi upaya mati matian membuat keuangan aku yang pasang surut kayak yang udah aku bilang diawal tadi, jadi balance. well, dengan latar belakang bukan anak ips, aku bingung gimana caranya. mungkin ya cuma ini jalan keluarnya sekarang, aku berutang sama diri sendiri. aku harus nabung untuk nutupin utang aku sama tabungan aku sendiri. get it, bro? susah. susah sekali. dengan pengeluaran yang seringkali banyak dan tak terduga, ini susah.

so? just pull the trigger then. maybe i need some rewards for passing these torturing and tiring things.

...so just pull the trigger.

bye!

Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal