Posts

Refleksi Magang Jadi IRT

Image
Berat banget ya, jadi IRT. Bukan, bukan.. bukan aku yang sudah resign dan beralih jadi IRT (Ibu Rumah Tangga). Tapi itu aku sampaikan buat kamu. Iya, kamu. Para IRT diluar sana. Kalian kerenn. Disini aku bakal ceritakan tentang refleksi dari pengalamanku selama 10 hari magang jadi IRT, alias mbaknya mudik wkwkwk. Sepuluh hari saja, tapi bener-bener membuatku berpikir keras.  GINI AMAT YAK JADI ORANG TUA! PS : Setelah ditulis, ternyata jadi panjang banget. Aku bagi jadi beberapa section. Tapi mohon maaf tidak ada hyperlink ke section tertentu karena keterbatasan device wkwkw. Scroll manual ye === HOW IT HAPPENED : EXPECTATIONS VS REALITY Aku adalah seorang working mom yang biasanya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Aku punya anak yang sekarang usianya 2,5 tahun (Rayyan), yang tidur malamya jam 8 malam. Artinya, dalam sehari aku bermain dengan Rayyan berapa lamaa?? Yaaaa tepat. 0-30 menit saja di pagi hari, kalo lebih ya syukur. Sisanya, dia diasuh oleh seorang mbak

Keimananku Ambruk

Keimananku ambruk, seperti atap yang kejatuhan mayat 2 orang di film Kabut Berduri. Secara sadar mulutku menolak berdzikir, otakku lupa rakaat berapa, tubuhku lebih berat untuk dipaksa. Selalu nostalgia di 2020, di 2015 - 2018, yang sudah bertahun-tahun lalu. Kubiarkan imanku tergerus. Mendekati ketakutan terbesarku, di buta dan tulikan oleh Allah. DitutupNya pintu hidayah yang sudah aku buka. Aku antara tahu dan tidak tahu penyebabnya, saking banyak penyebabnya. Memang betul pekerjaanku belum benar, memang betul banyak waktu dihabiskan pada hal sia-sia, Pada musik, hiburan lucu, gosip, riba. Kutemukan aku mudah marah, mudah stress, takut dan gelisah. Apakah aku sudah di kerak neraka? Allah, di posisi seperti ini, semua ibadah yang aku paksa tetap lakukan Se-tidak fokus kepalaku mengerjakannya...... Tetap diterima, kan? ==== Berpikir keras, berpikir keras, berpikir keras. Kenapa dulu aku bisa? Nampaknya karena sekarang aku kurang berdekatan denganMu, ya Allah. Dulu ketika hidup sendiri

Empat Hal yang Aku Sesali Ketika Test IELTS

Image
Hai! Apa kabar? Mungkin beberapa diantara teman-teman sedang mempersiapkan diri untuk test IELTS. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, terutama agar kalian tidak seperti aku. Hahahaha. Untuk konteks, aku akan sebutkan beberapa disclaimer : 1. Semua berdasarkan pengalaman pribadi dan spesifik . Se-spesifik : Aku mengambil tes Academic IELTS Computer Based pada bulan April 2024 di Lembaga British Council Jakarta Overall result-ku adalah 7. Yang butuh detailnya boleh DM *halah Durasi belajar yang aku habiskan untuk IELTS adalah sekitar 3 bulan sebelum test. Hampir setiap hari, namun hanya sekitar 30 menit - 1 jam Cara belajar adalah dengan belajar pribadi dan mentor. Alhamdulillaah, ada adik iparku yang sangat baik hati menjadi mentor buat les hampir 2x setiap minggu *luv dek Rani 2. Karena pengalaman yang spesifik itu, bisa jadi kalian akan mengalami hal yang berbeda.  3. Asumsi dasar : kalian sudah tahu IELTS itu apa, memang sedang persiapan IELTS, atau sedang cari-cari tau lucu aja. Ata

Ada ada aja ibu ibu

Image
Hai Tadi pagi ngabisin waktu mantengin post ig ini @uly.mz Ini ada ibu ibu cerita kalo dia IRT tapi naruh anaknya yang berusia 3 tahun di daycare. Terus diserang sama netizen, dengan cap bahwa dia tega banget. Kan dia IRT yah, masa anaknya taruh di daycare. Yang paling bagus ya bonding sama ibunya Saya sih gak relate ya, orang full time working mom wkwkwk. Anak sama ART. Pagi ampe malem. Tapi namanya buibu, pasti suka bayangin, gimana ya kalo aq jadi IRT aja Memang keputusan bu Uly ini agak "berbeda", disaat IRT-IRT lain semangat membuat konten stimulasi anak di rumah, ngeprint worksheet ala montessori, bahkan homeschooling! Doi malah naruh anak di daycare Alasannya katanya adalah untuk nambah stimulasi anak, dan dia mau fokus ngonten di rumah. Mampir aja ke profilnya, dia udah posting jelas serba serbi daycare duniawi. Sekarang menurut aku, salah atau engga sih? Ya bukan menurut aku lahh, salah atau engga tergantung : 1. Suaminya Suaminya setuju gak anaknya masuk

Kenapa Aku Tidak Mau Keliling Dunia

Image
Hai, akhirnya blog ini dihidupkan lagi. Sayang banget. Domain udah dibayar tiap tahun. Mari kita manfaatkan. Rencananya blog aku hidupkan lagi untuk menuangkan opini-opini yang kayaknya ga butuh dibaca orang rame. Kurang menarik. Kadang eksplisit.  Singkat cerita, cuma uneg-uneg. @annisast Sambil menunggu perjalanan di busway, aku akan nulis tanggapan tentang tulisan di instagram @annisast, tentang jalan-jalan keluar dunia itu adalah sebuah privilege. Gak perlu pikir keras untuk setuju. Tapi ternyata, banyak uga yang gak setuju wkwkwk. Luar biasa, ternyata memang ada yang menganggap liburan ke LN itu wajar aja.  Bagi aku, liburan ke LN itu.. tidak ada motivasi lain selain iri. Iri ngeliat temen-temen punya foto yang bagus, tempat yang indah, pengalaman yang seru. Aku mau juga. Sempat akhirnya aku punya mimpi ingin ke suatu negara. Sebuah mimpi yang dibuat-buat. Agar aku punya urge lebih tinggi buat mau ke LN.  Seperti orang-orang. Ternyata, tentu saja. Tidak akan terasa sep

Ibu yang Tidak Ideal

Ibu, siapa sih ibu yang tidak ingin yang terbaik untuk anaknya? Ketika hamil, aku berusaha yang terbaik. Secara berkala infus zat besi/ferritin, untuk kecerdasan bayi, katanya. Jalan kaki pagi-pagi. Tidur miring ke kiri. Memang ada silap sana-sini, tapi itu urusan pribadi. Ada anak dalam perutku, tapi aku tetap satu. Hanya ada aku, dan tingkah lakuku.   Ternyata sudah tidak bisa begitu ketika bayi sudah lahir. Dia, adalah individu utuh. Baru. Terpisah dari ibu. Sendiri. Mau digendong sampai pagi juga, dia tidak lagi melekat di organ tubuhku. Namun prinsipnya masih sama. Masih ingin melakukan yang terbaik. Masih ingin jadi yang terbaik.   Secara teori, semua sudah jelas. Yang mana yang paling ideal dan yang tidak ideal (boleh, tidak dianjurkan, dan tidak boleh). Semua ditelan sambil manggut-manggut. Baik, akan kulakukan semua yang paling ideal.   Sudah hampir 7 bulan aku menjadi ibu. Banyak hal tidak ideal yang aku lakukan,  tapi sekarang ini adalah puncaknya. Aku, terpukul, sebenarnya.

Pernikahan Tidak Untuk Semua Orang (+ Punya Anak Juga???)

Image
 Hai. Sudah lama engga ketemu. Apa kabar? Rasanya sekarang 'kabar' adalah info yang langka untuk kita dapatkan. Lebih gampang nyari tau angka kasus Covid hari ini daripada kabar orang-orang terdekat kita. Karena nanya " apa kabar " itu rasanya basa-basi banget, dan kita benci basa-basi. Padahal, deep inside, nanya " apa kabar " karena kita desperately pengen tau kabar orang tersayang. Yasudahlah. Hmm. Hmm. Hmm Apapun yang terjadi. Ku kan slalu ada untukmu. Yoklah, lanjut ke pembahasan hari ini. Pernikahan tidak untuk semua orang??? + Punya anak juga??? Kalau aku orang famous, apakah tulisan ini bisa kontroversial?? Tapi karena yang baca blog ini bisa dihitung jari(-jari motor), yuklah kita bahas aja. Kenapa aku bisa punya statement itu? Padahal kan aku sudah nikah? Exactly. Karena aku sudah nikah, aku paham benar bahwa pengalaman ini tidak untuk semua orang. Marriage really do change your life. A lot. Ini yang menyebabkan aku untuk nahaaannn banget buat rese